Layanan platform aset kripto Indodax masih belum bisa diakses selama tiga hari terakhir. CEO Indodax, Oscar Darmawan, memastikan bahwa perusahaan memiliki total cadangan aset kripto mencapai Rp 11,52 triliun, yang bertujuan untuk menjamin keamanan saldo para penggunanya.
Oscar menjelaskan bahwa proof of reserve yang diungkapkan oleh Indodax menunjukkan bukti nyata tentang total aset kripto yang mereka kelola. “Kami ingin menegaskan bahwa saldo Rupiah dan aset kripto Anda tetap 100% aman dan tidak terpengaruh oleh investigasi dan insiden yang terjadi,” jelasnya dalam sebuah pernyataan resmi di Instagram, Sabtu (14/9/2024).
Indodax dilaporkan memiliki cadangan yang signifikan, termasuk 4.806,3 Bitcoin dengan nilai sekitar Rp 4,28 triliun dan 36.915,47 Ethereum senilai Rp 1,33 triliun, berdasarkan harga pasar terkini. Selain itu, ada aset kripto lain yang nilainya mencapai sekitar Rp 5,9 triliun. Total keseluruhan aset kripto yang dikelola Indodax mencapai Rp 11,52 triliun, memastikan lebih dari 100% kecukupan saldo untuk setiap anggota. Daftar wallet yang membuktikan cadangan ini dapat diakses melalui blog Indodax dan dapat diverifikasi di blockchain.
Oscar juga menambahkan bahwa Indodax secara rutin memberikan bukti proof of reserve untuk menunjukkan transparansi dan keamanan aset penggunanya. “Kami sedang membangun infrastruktur server baru agar aplikasi dan situs Indodax dapat kembali online dalam waktu dekat,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Asosiasi Blockchain & Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo-ABI), Yudhono Rawis, turut menyatakan keprihatinannya atas insiden siber yang menimpa Indodax. Yudho menegaskan bahwa asosiasi siap memberikan dukungan penuh kepada Indodax dalam menanggulangi permasalahan ini.
“Kami akan terus memantau perkembangan penanganan insiden ini dan mendukung transparansi yang dijaga oleh Indodax. Langkah-langkah ini penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap platform dan industri aset kripto secara keseluruhan,” paparnya.
Asosiasi juga mendorong para pelaku industri kripto untuk secara rutin melakukan audit keamanan dan meningkatkan sistem proteksi agar insiden serupa dapat dicegah. Yudhono menekankan bahwa perlindungan pengguna adalah prioritas utama dalam menjaga kepercayaan dan stabilitas ekosistem kripto di Indonesia.
Di samping itu, Yudho mengimbau pengguna agar tetap waspada dengan mengambil langkah keamanan, seperti menggunakan otentikasi dua faktor dan menjaga privasi informasi pribadi mereka.