Penemuan situs arkeologi Baliqiao di Provinsi Henan, China, memberikan terobosan besar bagi penelitian mengenai Dinasti Xia, dinasti pertama yang tercatat dalam sejarah China. Penemuan ini diumumkan oleh Institut Warisan Budaya dan Arkeologi Provinsi Henan pada Jumat (13/9), memperlihatkan banyak kesamaan dengan reruntuhan Erlitou, yang sudah lama diidentifikasi sebagai salah satu pusat ibu kota Dinasti Xia.
Situs Baliqiao, yang terletak di wilayah Fangcheng, Kota Nanyang, mencakup area seluas 1,35 juta meter persegi. Sejak tahun 2022, area seluas 1.800 meter persegi dari situs tersebut telah digali oleh para arkeolog. Penemuan berbagai struktur tanah yang dipadatkan, tembok, jalan, serta artefak seperti tembikar, giok, dan pirus, menunjukkan bahwa situs ini memiliki produktivitas sosial yang tinggi pada masanya.
Menurut Wang Hao, pemimpin proyek penggalian, artefak-artefak ini memperlihatkan bahwa situs Baliqiao merupakan pusat peradaban penting dengan tingkat kesamaan yang tinggi dengan reruntuhan Erlitou, baik dalam hal tata kota, zonasi fungsional, maupun kehidupan spiritual masyarakatnya.
Liang Fawei, Wakil Kepala Institut Warisan Budaya dan Arkeologi Provinsi Henan, menyatakan bahwa situs ini berperan sebagai pusat regional yang signifikan selama ekspansi budaya Dinasti Xia ke arah selatan. “Situs Baliqiao memiliki kesamaan yang luar biasa dengan reruntuhan Erlitou, dari tembikar hingga artefak spiritual, menunjukkan pengaruh besar Dinasti Xia di wilayah ini,” jelas Liang.
Penemuan ini semakin memperkaya penelitian mengenai Dinasti Xia, khususnya dalam memahami pusat-pusat permukiman sekunder dan pengaruh dinasti tersebut terhadap tata kelola kota-kota kuno di China. Erlitou, yang ditemukan pada tahun 1959 oleh sejarawan Xu Xusheng, telah lama menjadi referensi utama dalam mempelajari peradaban awal China dan perkembangan sejumlah kerajaan pada masa itu.