gawoh.com – Kata sosialisasi tentu sering kali kita dengar, tapi sebenarnya apa arti sosialisasi itu sendiri? Sosialisasi merupakan proses dimana seseorang belajar untuk bisa beradaptasi dan berpartisipasi dalam masyarakat.
Lalu apakah benar jika cara kita dalam bersosialisasi dapat memengaruhi kepribadian? Tentu saja jawabannya adalah benar.
Pada dasarnya, dengan bersosialisasi kita akan mempelajari peran-peran yang ada di masyarakat dan mengambil peran tersebut (role taking). Sosialisasi sangat erat kaitannya dengan interaksi kita terhadap orang lain, karena sosialisasi akan memaksa kita untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Menurut teori Mead sosialisasi dibagi menjadi tiga tahap, tahap pertama (play stage) seorang anak akan dihadapkan pada sejumlah kecil orang, yakni keluarga terutama ayah dan ibu.
Seorang anak akan mulai mengikuti peran yang ada di sekitarnya namun mereka masih belum paham alasan dari melakukan peran tersebut.
Pada tahap kedua (game stage) seoang anak tidak hanya mengetahui peran yang dijalankannya melainkan merekapun mengetahui peran yang harus dijalankan orang lain, dan tahap yang terakhir yaitu (generalized other) dimana peran-peran dalam masyarakat mampu diambil dan dijalankan oleh seseorang serta mengerti mengapa orang lain menjalankan peran tersebut.
Terlihat jelas bahwa sosialisasi dari lingkungan sekitar mempengaruhi kepribadian kita nantinya.
Suatu ciri yang bisa mencerminkan perilaku, pemikiran, dan emosi yang membedakan kita dengan yang lainnya merupakan pengertian dari kepribadian.
Koentjaraningrat mengungkapkan kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu.
Kepribadian ini bersifat dinamis. Dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian tiap individu membutuhkan kemampuan berpikir yang disebut sebagai pengalaman belajar yang berbeda-beda.
Kepribadian dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Dalam faktor internal, kepribadian didasari oleh diri sendiri atau bawaan sejak lahir, sedangkan dalam faktor eksternal kepribadian dipengaruhi oleh lingkungan, diantaranya keluarga, teman sekolah bahkan teman bermain.
Di dalam faktor eksternal inilah pembentukan kepribadian berpengaruh pada kegiatan kita dalam bersosialisasi.
Sebagai gambaran misalnya, didalam lingkungan keluarga dimana tahap pertama anak dalam bersosialisasi, seorang ayah atau ibu yang memiliki sifat pemarah akan berdampak bagi sang anak dikemudian hari karena dalam keluarga tersebutlah sang anak mendapatkan pendidikan pertamanya. Kepribadian orang tua sangat penting dalam lingkungan keluarga sebagai faktor utama pembentukan kepribadian anak. Bisa saja suatu saat nanti sang anak akan meniru sifat marah dari orang tuanya.
Selain dari lingkungan keluarga kita juga harus memerhatikan dari lingkungan teman sekolah bahkan teman bermain karena hal tersebut tak kalah penting juga.
Kepribadian seseorang sudah seharusnya diperhatikan ketika masih kecil dengan cara pembiasaan serta pembentukan minat dan sikap karena selain dari faktor individu itu sendiri terdapat juga faktor dari lingkungan di sekitar individu.
Terdapat 5 tipe kepribadian yang sering dikenal dalam kehidupan sehari-hari menurut Paul Gunandi diantaranya:
1. Tipe Sanguin
Tipe ini biasanya lebih lebih terbuka terhadap orang lain, mereka sangat suka berbicara, mudah beradaptasi dengan lingkungan, reponsif, humoris serta ramah dan hangat. Tipe kepribadian ini tidak terlalu khawatir akan masa lalu ataupun masa yang akan datang. Kekurangan dari tipe ini adalah emosi yang kurang stabil, kurang disiplin, bahkan karena kebiasaannya yang banyak bicara membuatnya bisa membesar-besarkan sesuatu.
2. Tipe Flegmatis
Karakter dari tipe kepribadian ini adalah mereka tidak suka konflik. Mereka tidak banyak menuntut, sabar serta bisa menjadi pendengar yang baik. Mereka lebih bijaksana dari tipe kepribadian lainnya. Kekurangan dari tipe ini adalah mereka tidak menyukai konflik, mereka akan cenderung untuk menghindarinya. Tidak menyukai perubahan atau hal baru dalam hidupnya serta sering merasa khawatir.
3. Tipe Melankolis
Tipe kepribadian ini cenderung serius dan lebih tertutup, kelebihannya adalah mereka cerdas dan bisa berpikir kritis dalam menghadapi masalah atau kondisi tertentu. Mereka juga ahli dalam menekuni suatu hal serta pintar dalam mengelola waktu. Kekurangannya yaitu mereka biasanya sulit untuk bersosialisasi, mudah pesimis serta tidak mau disalahkan.
4. Tipe Koleris
Tipe Koleris adalah karakter yang dikenal sebagai orang keras, tegas, mandiri, dan cenderung sangat menuntut. Tipe kepribadian ini tak mengenal kata menyerah, jika menemukan kegagalan mereka akan terus mencoba dan mencoba lagi. Gigih adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kepribadian ini. Kekurangan dari kepribadian ini adalah mereka tidak sabaran, kaku, tidak santai dan sangat suka memerintah.
5. Tipe Asertif
Tipe kepribadian ini yaitu mampu menyatakan pendapat dan ide secara tegas. Tipe ini tergolong kritis namun dalam penyampaiannya tidak menyakiti hati orang lain. Mereka akan berjuang untuk mempertahankan haknya, kepribadian tipe ini sangatlah ideal sehingga tidak banyak ditemukan kekurangannya.
Dalam lima tipe kepribadian tersebut kita akan menyadari bahwa dari setiap manusia memiliki ciri yang unik. Karakter manusia tersebut dapat dipelajari dan kadang dapat ditemukan persamaan antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian ini tentunya harus didukung oleh lingkungan yang baik, yakni berinteraksi dengan keluarga, teman sekolah dan masyarakat secara sehat.